TUGAS PENULISAN 1 PEREKONOMIAN INDONESIA (SOFTSKILL) - PENGANGGURAN DAN INFLASI DIINDONESIA
PENGANGGURAN DAN INFLASI DIINDONESIA
Tugas Perekonomian Indonesia
(SOSFTSKILL)
DISUSUN OLEH:
Rofy Dhiyawan Saputra
1EB08
26215240
PENGANGGURAN DAN INFLASI DIINDONESIA
Pengangguran
Pengangguran
adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang
mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari
kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa
perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum
membutuhkan pekerjaan.
Pengangguran
atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran
umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga
dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat
pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap
penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya
GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti
Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang
semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih
banyak orang.
Jenis-Jenis
Pengangguran
Berdasarkan
Jam Kerja Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam :
- Ø Pengangguran Terselubung
(Disguised Unemployment) adalah Tenaga kerja yang tidak bekerja secara
optimal karena suatu alasan tertentu.
- Ø Setengah Menganggur (Under
Unemployment) adalah Tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur
ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama
seminggu.
- Ø Pengangguran Terbuka (Open
Unemployment) adalah Tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai
pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum
mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Penyebab
terjadinya Pengangguran
Pengangguran
umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah
lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya
kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat
pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan
pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap
penganggur dan keluarganya.
Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu
negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang. Dampak terjadinya Pengangguran Bagi Perekonomian Negara
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang. Dampak terjadinya Pengangguran Bagi Perekonomian Negara
- Penurunan pendapatan perkapita.
- Penurunan pendapatan pemerintah
yang berasal dari sektor pajak.
- Meningkatnya biaya sosial yang
harus dikeluarkan oleh pemerintah.
Kebijakan-kebijakan
Pemerintah untuk mengatasi Pengangguran
Adanya
bermacam-macam pengangguran membutuhkan berbagai cara untuk mengatasinya yang
disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut :
Cara
Mengatasi Pengangguran Struktural Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara
yang digunakan adalah :
- Peningkatan mobilitas modal dan
tenaga kerja.
- Segera memindahkan kelebihan
tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sektor
ekonomi yang kekurangan.
- Mengadakan pelatihan tenaga
kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
- Segera mendirikan industri
padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
INFLASI
Berbagai
definisi tentang inflasi telah dikemukakan oleh para ahli. Nanga (2001: 237)
menyatakan bahwa Inflasi adalah suatu gejala di mana tingkat harga umum
mengalami kenaikan secara terus-menerus. Kenaikan tingkat harga umum yang
terjadi sekali waktu saja tidaklah dapat dikatakan sebagai inflasi. Menurut
Rahardja (1997: 32) Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk
meningkat secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua
barang saja tidak disebut inflasi, tetapi jika kenaikan meluas kepada sebagian
besar harga barang-barang maka hal ini disebut inflasi.
Sementara
itu Eachern (2000: 133) menyatakan bahwa Inflasi adalah kenaikan terus-menerus
dalam rata-rata tingkat harga. Jika tingkat harga berfluktuasi, bulan ini naik
dan bulan depan turun, setiap adanya kenaikan kerja tidak berarti sebagai
inflasi. Sedangkan Sukirno (2004: 27) memberikan definisi bahwa Inflasi adalah
suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian.
Selanjutnya BPS (2000: 10) mendefinisikan Inflasi sebagai salah satu indikator
untuk melihat stabilitas ekonomi suatu wilayah atau daerah yang menunjukkan
perkembangan harga barang dan jasa secara umum yang dihitung dari indeks harga
konsumen. Dengan demikian angka inflasi sangat mempengaruhi daya beli
masyarakat yang berpenghasilan tetap, dan di sisi lain juga mempengaruhi
besarnya produksi barang.
Berdasarkan
berbagai definisi yang telah dikemukakan di atas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa secara umum Inflasi adalah suatu gejala naiknya harga secara
terus-menerus (berkelanjutan) terhadap sejumlah barang. Kenaikan yang sifatnya
sementara tidak dikatakan inflasi dan kenaikan harga terhadap satu jenis
komoditi juga tidak dikatakan inflasi.
Beberapa
cara untuk menggolongkan Jenis-jenis Inflasi
Penggolongan
pertama didasarkan pada parah atau tidaknya inflasi tersebut. Membedakan
beberapa macam inflasi yaitu :
- Inflasi Merayap (inflasi yang
terjadi sekitar 2-3 persen per tahun)
- Inflasi Sederhana (inflasi yang
terjadi sekitar 5-8 persen per tahun)
- Hiperinflasi (inflasi yang tingkatnya
sangat tinggi yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua kali lipat atau
lebih dalam tempo satu tahun.
Dilihat
dari tingkat keparahannya, Inflasi dapat dipilah dalam tiga kategori :
- Inflasi Sedang (Moderate
Inflation) Yaitu inflasi yang ditandai dengan harga-harga yang meningkat
secara lambat, dan tidak terlalu menimbulkan distorsi pada pendapatan dan
harga relatif.
- Inflasi Ganas (Galloping
Inflation) Yaitu inflasi yang mencapai antara dua atau tiga digit seperti
20, 100 atau 200 persen per tahun dan dapat menimbulkan gangguan-gangguan
serius dalam perekonomian.
- Hyperinflasi (Hyperinflation)
Yaitu tingkat inflasi yang sangat parah, bisa mencapai ribuan bahkan
milyar persen per tahun, merupakan jenis yang mematikan.
Jenis-jenis
Inflasi dilihat dari faktor-faktor penyebab timbulnya Inflasi tersebut
- Inflasi tarikan permintaan
Inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan permintaan
agregat (AD) yang terlalu besar atau pesat dibandingkan dengan penawaran
atau produksi agregat.
- inflasi dorongan biaya Inflasi
yang terjadi sebagai akibat adanya kenaikan biaya produksi yang pesat
dibandingkan dengan produktivitas dan efisiensi perusahaan.
- Inflasi Struktural Inflasi yang
terjadi akibat dari berbagai kendala atau kekakuan struktural yang menyebabkan
penawaran menjadi tidak responsif terhadap permintaan yang meningkat.
Kesimpulan
Berdasarkan
dari pembahasan sebelumnya dapat ditarik Kesimpulan, bahwa Inflasi menunjukan
tingkat kenaikan harga, sedangkan Pengangguran adalah kesempatan yang timpang
yang terjadi antara angkatan kerja dan kesempatan kerja sehingga sebagian
angkatan kerja tidak dapat melakukan kegiatan kerja.
Inflasi
mempunyai keterkaitan terhadap Pengangguran. Tingkat Pengangguran yang rendah
akan menimbulkan masalah Inflasi, sebaliknya bila tingkat Pengangguran tinggi
tingkat harga-harga relatif stabil.
Selain
itu, melemahnya daya beli masyarakat akibat kenaikan harga barang (Inflasi),
berakibat pada lemahnya investasi pula, dan akhirnya berdampak pada menambahnya
Pengangguran karena tidak adanya kesempatan kerja.
DAFTAR
PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar