Cara Pemeliharaan Karyawan untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan


1.1 Pengertian Pemeliharaan karyawan
Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara, mempertahankan atau meningkatkan kondisi fisik, mental, sikap karyawan dan loyalitas karyawan, agar mereka bekerja sama sampai pensiun dan bekerja produktif untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
Pengertian pemeliharaan (maintenance) menurut  para ahli yakni
1.   Hasibuan
“usaha mempertahankan dan atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan sikap karyawan, agar mereka tetap loyal dan bekerja produktif untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan”. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi.
2.   Edwin B. Flippo
“The maintenance function of personnel is concerned primarily with preserving the physical, mental and emotional condition of employees”
Fungsi pemeliharaan karyawan adalah menyangkut perlindungan kondisi fisik,mental dan emosi karyawan”.
3.   Jay Heizer dan Barry Render
pemeliharaan adalah “ all activities involved in keeping a system’s equipment in working order ”. Artinya: pemeliharaan adalah segala kegiatan yang di dalamnya adalah untuk menjaga sistem peralatan agar bekerja dengan baik.
4.    M.S Sehwarat dan J.S Narang
pemeliharaan ( maintenance ) adalah sebuah pekerjaan yang dilakukan secara berurutan untuk menjaga atau memperbaiki fasilitas yang ada sehingga sesuai dengan standar (sesuai dengan standar fungsional dan kualitas).

1.2 Asas-asas Pemeliharaan Karyawan
Berikut beberapa Asas-asas pemeliharaan karyawan yaitu
1.        Asas Manfaat dan Efesiensi
Pemeliharaan yang dilakukan harus efesien dan memberikan manfaat yang optimal bagi perusahaan dan karyawan. Pemeliharaan ini hendaknya meningkatkan prestasi kerja, keamanan, kesehatan, dan loyalitas karyawan dalam mencapai tujuan. Asas ini harus diprogram dengan baik agar tidak sia-sia.
2.        Asas Kebutuhan dan Kepuasan
Pemenuhan kebutuhan dan kepuasan harus menjadi dasar program pemeliharaan karyawan. Asas ini penting supaya tujuan pemeliharaan, kesehatan, dan sikap karyawan baik, sehingga mereka mau bekerja secara efektif dan efesien menunjuang tercapainya tujuan perusahaan.
3.        Asas Keadilan dan Kelayakan
Keadilan dan kelayakan hendaknya dijadikan asas program pemeliharaan karyawan. Karena keadilan dan kelayakan akan menciptakan ketenangan dan konsentrasi karyawan terhadap tugas-tugasnya, sehingga disiplin, kerjasama, dan semangat kerjanya meningkat. Dengan asas ini diharapkan tujuan pemberian pemeliharaan akan tercapai.
1.        Asas Peraturan Legal
Peraturan-peraturan legal yang bersumber dari undang-undang, Keppres, dan keputusan menteri harus dijadikan asas program pemeliharaan karyawan. Hal ini penting untuk menghindari konflik dan intervensi serikat buruh dan pemerintah.
2.        Asas Kemampuan Perusahaan
Kemampuan perusahaan menjadi pedoman dan asas program pemeliharaan kesejahteraan karyawan. Jangan sampai terjadi pelaksanaan pemeliharaan karyawan yang mengakibatkan hancurnya perusahaan.

1.3 Metode Pemeliharaan Karyawan
            Pemilihan metode untuk pemeliharaan pegawai yang tepat sangat penting, agar pelaksaannya dapat mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Metode – metode pemeliharan antara lain :
1. Komunikasi.
Komunikasi harus digunakan dalam setiap penyampaian informasi dan komukator kepada komunikan.Komunikasi berfungsi untuk instructive, informative, dan influencing dan evaluative. Simbol – symbol komunikasi adalah suara, tulisan, gambar, warna, mimic, kedipan mata, dan lain-lain. Dengan symbol – symbol inilah komunikator menyampaikan informasi secara komunikan.
Pengertian komunikasi menurut para ahli sebagai berikut :
a.    Menurut Hasibuan, komunikasi adalah suatu alat pengalihan informasi dari komunikator kepada komunikanagar antara mereka terdapat interaksi.Interaksi terjadi jika komunikasi efektif atau dipahami.
b.   Menurut Raymond Ross komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
a.    Menurut Gerald R. Miller komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk mempengaruhi perilaku mereka.
b.   Menurut Everett M. Rogers komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
c.    Menurut Carl I. Hovland komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.
2. Insentif
                  a. Pengertian Insentif
adalah daya perangsang yang diberikan kepada karyawan tertentu berdasarkan prestasi kerjanya agar karyawan terdorong meningkatkan produktivitas kerjanya.
                   b. Metode Insentif yang adil dan layak merupakan data penggerak yang merangsang terciptanya pemeliharaan karyawan. Karena dengan pemberian insentif karyawan merasa mendapat perhatian dan pengakuan terhadap prestasi yang dicapainya, sehingga semangat kerja dan sikap loyal karyawan akan lebih baik.
                 c. Jenis-jenis Insentif
·         Insentif positif, adalah daya perangsang dengan memberikan hadiah material atau nonmaterial kepada karyawan yang prestasi kerjanya di atas prestasi standar
·          Insentif Negatif, adalah daya perangsang dengan memberikan ancaman hukuman kepada karyawan yang berprestasi kerjanya, di bawah prestasi standar.

d. Bentuk-bentuk Insentif.
·         nonmaterial insentif, adalah daya perangsan yang di berikan kepada karyawan berbentuk penghargaan/pengukuhan berdasarkan pertasi kerjanya, seperti piagam, piala atau medali.
·         social insentif, adalah daya perangsang yang di berikan kepada karyawan berdasarkan prestasi kerjanya, berupa fasilitas dan kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya, seperti promosi, mengikuti pendidikan atau naik haji.
·         material insentif, adalah daya perangsang yang di berikan kepada karyawan berdasarkan prestasi kerjanya, berbentuk uang dan barang. Material insentif bernilai ekonomis sehingga dapat meningkatkan kesejahtraan karyawan beserta keluarganya.
3. Kesejahteraan Karyawan
Pemberian kesejahteraan ini bertujuan mendorong agar tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat serta tidak melanggar peraturan legal pemerintah. Tujuan pemberian kesejahteraan antara lain ;
1)      Untuk meningkatkan kesetiaan dan keterikatan karyawan kepada perusahaan.
2)      Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi karyawan beserta keluarganya.
3)      Memotivasi gairah kerja, disiplin, dan produktivitas kerja karyawan.
4)      Menurunkan tingkat absensi dan turnover karyawan.
5)      Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik serta nyaman.
6)      Membantu lancarnya pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai kerjaan.
7)      Memelihara kesehatan dan meningkatkan kualitas karyawan.
8)      Mengefektifkan pengadaan karyawan.
9)      Membantu membantu melaksanakan program pemerintah dalam meningkatkan kualitas manusia Indonesia.
1.4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
            Berdasarkan pendapat Leon C. Megginson (1981:364) dalam Mangkunegara (2001) istilah keselamatan mencakup kedua istilah resiko keselamatan dan resiko kesehatan. Keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Semua itu sering dihubungkan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan latihan.
Sedangkan kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stress emosi atau gangguan fisik. Keselamatan dan kesehatan kerja menunjukkan kondisi-kondisi-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Kondisi fisiologis- fisikal meliputi penyakit-penyakit dan kecelakaan kerja seperti cedera, kehilangan nyawa atau anggota badan. Kondisi-kondisi psikologis diakibatkan oleh stres pekerjaan dan kehidupan kerja yang berkualitas rendah. Hal ini meliputi ketidakpuasan, sikap menarik diri, kurang perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan dan kecenderungan untuk mudah putus asa terhadap hal-hal yang remeh.
1.      Faktor Pemeliharaan Keamanan dan Keselamatan Kerja
Pada umumnya ada beberapa faktor yang mendorong suatu perusahaan perlu melakukan pemeliharaan keamanan dan keselamatan kerja antara lain:
a.         Kemanusiaan
Karyawan yang bekerja di perusahaan adalah manusia biasa bukan hanya sebagai alat produksi tetapi juga merupakan asset perusahaan. Oleh sebab itu, program pemeliharaan keamanan dan keselamatan kerja ini seharusnya didorong oleh rasa belas kasihan sesama makhluk yaitu rasa kemanusiaan. Sehingga para karyawan 
terhindar dari segala malapetaka dan marabahaya dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.
b.         Peraturan Pemerintah
Suatu Perusahaan bertujuan agar produknya itu dapat dipakai/digunakan oleh masyarakat. Oleh sebab itu keberadaannya perlu diatur melalui berbagai mekanisme peraturan perundang-undangan yang ada.
c.         Ekonomi
Untung rugi dalam pemeliharaan keamanan dan keselamatan kermerupakan kerja pendorong terkuat dalam suatu perusahaan. Hal ini dapat dipahami bahwa suatu perusahaan dalam kegiatannya akan selalu bergerak  menurut pertimbangan-pertimbangan ekonomis. Dengan pelaksanaan pemeliharaan oleh perusahaan maka perusahaan itu harus mengeluarkan biaya yang banyak. Namun biaya yang dikeluarkan akan lebih besar jika terjadi kecelakaan kerja terhadap karyawan. Oleh sebab itu, perusahaan yang melakukan pemeliharaan keamanan dan keselamatan kerja dapat berhemat karena biaya pemulihan akibat kecelakaan dapat diperkecil.

1.      Pemeliharaan kesehatan kerja SDM
Sasaran Pemeliharaan kesehatan kerja SDM adalah terciptanya karyawan yang sehat jasmani dan  rohani dalam melakukan pekerjaan. Karyawan yang sehat akan memiliki kemampuan yang tinggi untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasannya. Oleh sebab itu perusahaan berkewajiban melakukan pemeliharaan kesehatan karyawan agar tujuan perusahaan dapat dicapi bersama-sama. Ada beberapa macam cara yang bisa dilakukan perusahaan dalam pemeliharaan kesehatan SDM antara lain:
a)         Penyediaan poliklinik khusus milik perusahaan
b)         Penyediaan dokter perusahaan
c)         Pemberian asuransi kesehatan atau penggantian biaya pemeliharaan kesehatan.
3.   Tujuan dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah :
1) Sebagai alat mencapai derajat kesehatan tenaga kerja setinggi-tingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pekerja bebas.
2) Sebagai upaya mencegah dan memberantas penyakit dan kecelakaan akibat kerja, memelihara, menigkatkan kesehatan dan gizi tenaga kerja, merawat efisiensi dan daya produktivitas tenaga manusia, memberantas kelelahan kerja dan melipatgandakan gairah serta kenikmatan bekerja.
3) Memberi perlindungan kepada masyarakat sekitar perusahaan, agar terhindar dari bahaya pengotoran bahan proses indrustrialisasi yang bersangkutan, dan perlindungan masyarakuat luas dari bahaya.

4.  Pedoman Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dalam system penerapan system manajemen K3, organisasi wajib melaksanakan ketentuan sebagai berikut :
1. Menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin komitmen terhadap penerapan system manajemen K3.
2. Merencanakan pemenuhan kebijakan tujuan dan sasaran penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Menerapkan kebijakan, keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan mencapai kebijakan, tujuan, sasaran, keselamatan dan kesehatan kerja.
4. Mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan tindakan kebaikan dan pencegahan.
5. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan system manajemen K3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamtan dan kesehatan kerja.
6. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmani maupun rohani manusia serta karya 
dan budayanya yang tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya.

5.  Sasaran yang hendak dicapai oleh keselamatan dan kesehatan kerja adalah
·         Tumbuhnya motivasi untuk bekerja secara aman.
·         Terciptanya kondisi kerja yang tertib, aman dan menyenangkan.
·         Megurangi tingkat kecelakaan di lingkungan kantor.
·         Tumbuhnya kesadaran akan pentingnya makna keselamatan kerja di lingkungan   kantor

1.5 Program Pelayanan Karyawan
Banyak istilah istilah yang dipergunakan untuk program-program pelayanan karyawan, ada yang menggunakan istilah “jaminan social”, “program kesejahteraan karyawan”, dan sebagainya. Demikian juga bentuk-bentuk program ini bermacam-macam, seperti pensiun, asuransi jiwa, pelayanan kesehatan, pemberian pinjaman, perumahan, penyediaan transportasi, pembentukan took-toko milik perkumpulan karyawan, dan sebagainya.
Bentuk program pelayanan karyawan bisa dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu :

A.    Program Kesejahteraan  Ekonomi Karyawan
Untuk melindungi keamanan ekonomi dari karyawan,antara lain :
Ø  Pensiun
Pemberian pensiun adalah perusahaan memberikan sejumlah uang tertentu secara berkala kepada karyawan yang telah berhenti bekerja setelah mereka bekerja dalam waktu yang lama atau setelah mencapai suatu batas usia tertentu.
Ø  Asuransi
Perusahaan yang mengadministrasikan pembayaran preminya, yang menjadi tanggung jawab dari perusahaan atau karyawan atau kombinasi dari keduanya (Asuransi jiwa, kesehatan, kecelakaan)

B.     Program  Rekreasi
1.      Kegiatan Olah raga
     Sekedar memelihara kesehatan,prestasi
2.      Kegiatan Sosial
            Darmawisata, membentuk kelompok khusus, seperti musik.
C.    Pemberian Fasilitas
Kegiatan-kegiatan yang secara normal perlu diurus oleh karyawan sendiri dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
1.      Penyediaan Kafetaria
Mempermudah karyawan yang ingin makan dan tidak sempat untuk pulang, serta untuk memperbaiki gizi makanan
2.      Perumahan
Perumahan dinas, asrama atau tunjangan untuk perumahan
3.      Fasilitas Pembelian  
Menyediakan toko perusahaan dimana para karyawan dapat membeli berbagai barang terutama barang-barang yang di hasilkan perusahaan dengan harga yang lebih murah.
4.      Fasilitas Kesehatan
·         Poliklinik lengkap dengan dokter & perawat
·         Memberikan tunjangan kesehatan untuk dokter  rujukan dari perusahaan
5.      Penasehat Keuangan
Membantu karyawan dlm menghadapi kesulitan dalam mengatur keuangan
6.      Fasilitas Pendidikan
Membantu karyawan yang ingin meningkatkat pengetahuan mereka, seperti perpustakaan.

DAFTAR PUSTAKA
Sirait, Justine T.2006.Memahami Aspek Pengelola Sumber Daya Manusia
Dalam Organisasi.Jakarta:Grasindo
Dessler, Gary. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia : Human Resource Management 7e, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 1. Jakarta : PT Prenhallindo.
Handoko, T. Hani. 1996. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Yogyakarta. BPFE UGM Yogyakarta. 

Komentar

Postingan Populer